
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Tenaga
eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar perut bumi. Tenaga eksogen
merupakan tenaga yang dapat merombak dan merubah bentuk muka bumi atau bentang
lahan yang telah ada. Perombakan muka bumi akibat tenaga eksogen dapat
disebabkan oleh proses pelapukan, pengikisan, pengendapan, dan pergerakan
batuan atau tanah. Proses perombakan atau perubahan muka bumi ini,
pengerjaannya dilakukan oleh air, udara, dan es.
Kita tahu bahwa tanah merupakan bagian kerak bumi yang
tersusun dari mineral dan bahan organik. Batuan-batuan di permukaan bumi akan
mengalami proses pelapukan, yang memerlukan waktu yang relatif lama. Dalam
kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi. Batu kecil yang terus ditetesi
oleh air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan
menjadi tanah. peristiwa itu sering disebut dengan pelapukan fisika. Batu yang ditumbuhi lumut lama
kelamaan akan pecah dan hancur. Peristiwa tersebut sering
disebut pelapukan biologi.
Permukaan
bumi yang kita tempati untuk tinggal ini tersusun atas batuan-batuan. Batuan
terjadi dengan berbagai cara. Mulai dari magma cair yang kemudian membeku
karena pengaruh suhu, atau juga fosil hewan atau tumbuhan yang membatu setelah
jutaan tahun akibat panas dan tekanan di dalam bumi. Seiring dengan berjalannya
waktu, batuan tersebut menjadi lapuk oleh air, angin, dan oleh faktor-faktor
kimiawi dan biologis lainnya.
Seperti
diketahui pelapukan adalah proses pengrusakkan atau penghancuran kulit bumi
oleh tenaga eksogen. Menurut Ollier (1963), pelapukan adalah proses penyesuaian
kimia, mineral dan sifat fisik batuan terhadap kondisi lingkungan di
sekitarnya. Proses eksogen berlangsung pada permukaan bumi dan tenaganya berasal
dari luar kulit bumi. Tenaga yang bekerja, mampu mengikis dan mengangkut
material di permukaan bumi. Proses pelapukan batuan dan perombakan batuan di
permukaan bumi akan membentuk sebuah morfologi di permukaan bumi.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini
yaitu:
1. Bagaimana
defenisi tentang
tenaga eksogen dan proses terjadinya?
2. Bagaimana
defenisi pelapukan dan jenis-jenisnya serta proses pelapukan batuan?
3.
Bagaimana proses
gerakan geologis air dipermukaan dan bawah permukaan tanah?
1.3 TUJUAN
Penyusunan makalah ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui tentang tenaga
eksogen dan proses
terjadinya.
2. Untuk
mengetahui defenisi pelapukan dan jenis-jenisnya serta proses pelapukan batuan.
3. Untuk
mengetahui proses gerakan geologis air dipermukaan dan bawah permukaan tanah.
1.4 MANFAAT
Manfaat
dari penyusunan makalah ini yaitu kita dapat mengetahui gambaran tentang
permukaan bumi ini, khususnya tenaga eksogen sebagai pembentuk muka bumi dai
luar. Selain itu, karena tenaga eksogen ini bersifat merusak bentuk-bentuk
permukaan bumi, sehingga kita harus mengetahui peristiwa apa saja yang akan
terjadi di bumi ini. Kemudian dapat mengetahui gambaran tentang pelapukan
batuan dan prosesnya, serta bagaiama proses pergerakan geologis air dipermukaan
dan bawaha permukaan tanah.

PEMBAHASAN
2.1 Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen yaitu tenaga yang
berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan
bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang terbentuk
hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk
permukaan bumi. Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
2. Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan
gelombang laut, gletser, dan sebagainya.
Di
permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami
penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan
pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul
bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya
melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh
tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya gravitasi Bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian
diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau
hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen
adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya
tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa
air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di
daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin
kecil akibat tiupan angin.
2.2
Pelapukan
Pelapukan
adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih
kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat
dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran,
berupa:
Sinar matahari → Air → Gletser → Reaksi kimiawi → Reaksi kimiawi →Kegiatan makhluk
hidup (organisme) .
Menurut proses terjadinya pelapukan
dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
a.
Pelapukan
mekanik
Pelapukan mekanik (fisis), yaitu peristiwa hancur dan lepasnya material batuan, tanpa
mengubah struktur kimiawi batuan tersebut. Pelapukan mekanik
merupakan penghancuran bongkah batuan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
pelapukan mekanik, yaitu sebagai berikut.
1)
Akibat perbedaan temperatur
Batuan akan mengalami proses pemuaian apabila panas dan sekaligus pengerutan pada
waktu dingin. Apabila proses ini berlangsung terus menerus, maka
lambat laun batuan akan mengelupas, terbelah, dan pecah menjadi bongkah-bongkah kecil.
2) Akibat erosi di daerah pegunungan.
Air yang membeku di sela-sela batuan volumenya akan membesar, sehingga air
akan menjadi sebuah tenaga tekanan yang merusak struktur batuan.
3) Akibat kegiatan makhluk hidup seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Akar tumbuhan akan merusak struktur batuan, begitu juga dengan hewan yang
selalu membawa butir-butir batuan dari dalam tanah ke permukaan.
Selain makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan, manusia juga memberikan andil dalam terjadinya
pelapukan mekanis (fisik). Dengan pengetahuannya, batuan sebesar kapal dapat
dihancurkan dalam sekejap
dengan menggunakan dinamit.
4) Akibat perubahan air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka
pada siang hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam
sekali dan dapat merusak batuan pegunungan sekitarnya, terutama batuan
karang.
b.
Pelapukan
kimiawi
Pelapukan kimiawi
yaitu proses pelapukan massa batuan yang disertai dengan perubahan susunan kimiawi batuan
yang lapuk tersebut. Pelapukan ini terjadi dengan bantuan air, dan dibantu dengan suhu
yang tinggi. Proses yang terjadi dalam pelapukan kimiawi ini disebut dekomposisi.
Terdapat empat proses yang termasuk
pada pelapukan kimia, yaitu sebagai berikut:
1) Hidrasi, yaitu
proses batuan yang mengikat batuan di atas permukaan saja.
2) Hidrolisa,
yaitu proses penguraian air (H2O) atas unsur-unsurnya menjadi ion-ion
positif dan negatif. Jenis proses pelapukan ini terkait dengan
pembentukan tanah liat.
3) Oksidasi, yaitu
proses pengkaratan besi. Batuan yang mengalami proses oksidasi umumnya akan berwarna
kecoklatan, sebab kandungan besi dalam batuan mengalami pengkaratan. Proses pengkaratan
ini berlangsung
sangat lama, tetapi pasti batuan akan mengalami pelapukan.
4) Karbonasi,
yaitu pelapukan batuan oleh karbondioksida (CO2). Gas ini terkandung pada air hujan
ketika masih menjadi uap air. Jenis batuan yang mudah mengalami karbonasi adalah batuan
kapur. Reaksi antara
CO2 dengan batuan kapur akan menyebabkan batuan menjadi rusak. Pelapukan ini
berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak
mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CaCO2).
Peristiwa ini merupakan
pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Proses pelapukan
batuan secara kimiawi di daerah karst disebut kartifikasi.
Gejala atau bentuk-bentuk alam yang terjadi di daerah karst di antaranya sebagai
berikut.
(a) Dolina
Gambar 1.
Dolina
Dolina adalah lubang-lubang yang
berbentuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena
runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian pegunungan kapur di
Jawa bagian selatan, yaitu di Pegunungan Seribu.
(b)
Gua dan sungai bawah tanah
Gambar 2. Gua dan sungai bawah tanah
Di dalam batuan kapur biasanya terdapat celah atau retakan yang disebut
diaklas. Karena proses pelarutan oleh air, maka retakan/ celah itu akan
semakin membesar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang di dalam tanah yang sebagian di
antaranya sebagai tempat mengalirnya sungai bawah tanah.
(c) Stalaktit
Gambar 3. Stalaktit
Stalaktit adalah kerucut kapur yang menempel bergantungan pada atap gua kapur.
Terbentuk dari tetesan air kapur dari atap gua, berbentuk runcing dan mempunyai
lubang pipa tempat menetesnya air. Stalagmit adalah kerucut kapur berbentuk
tumpul yang menempel berdiri pada dasar gua, dan tidak mempunyai
lubang pipa. Contohnya, stalaktit dan stalagmit yang terdapat di kompleks Gua
Buniayu dan Ciguha Sukabumi Jawa Barat, Gua Tabuhan dan Gua Gong di Pacitan,
Jawa Timur serta Gua Jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah ataupun gua-gua yang ada
di sekitar Maros Sulawesi Selatan.
3. Pelapukan
organik (biologis)
Pelapukan Organik adalah pelapukan batuan oleh makhluk hidup.
Pelapukan jenis ini dapat
bersifat kimiawi ataupun mekanis. Adapun yang menjadi pembedanya adalah subyek
yang melakukannya, yaitu makhluk hidup berupa manusia, hewan ataupun tumbuhan.
Contohnya lumut, cendawan ataupun bakteri yang merusak permukaan batuan.
Penyebabnya
adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia, binatang yang
dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga. Dibatu-batu
karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.
Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau
kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di
dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu
berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akarakar serat makanan menghisap garam
makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman mudah diserap oleh
akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon,
pembangunan maupun penambangan.
Proses sedimentasi atau pengendapan
berdasarkan tenaga pengangkutnya :
1) Pengendapan air (akuatik)
Mengkibatkan terbentuknya:
a) Meander
Meander merupakan sungai yang
berkelok–kelok yang terbentuk karena adanya pengendapan. Proses
berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu.Pada bagian hulu,
volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai
menghindari penghalang dan mencari rute yang paling mudah dilewati. Sementara,
pada bagian hulu belum terjadi pengendapan. Pada bagian tengah, yang wilayahnya
mulai datar aliran air mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander
terjadi pada tepi sungi, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai
yang aliranya cepat akan terjadi pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang
lamban alirannya akan terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara
terus-menerus akan membentuk meander. Meander biasanya terbentuk pada
sungai bagian hilir, dimana pengikisandan Pengendapan terjadi secara berturut
turut. Proses pengendapan yang terjadi secara terus menerus akan menyebabkan
kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, sehingga terbentuk
oxbow lake.
b) Delta
Pada
saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka kecepatan
aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terJadi pengendapan sedimen oleh air
sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan Lumpur akan tetap
terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan-lapisan
sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada
bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta. Pembetukan delta
memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak
ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang disepanjang pantai tidak
terlalu kuat. Ketiga, pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah
delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.
c) Dataran banjir dan tanggul alam
Apabila
terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya terjadi
banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut,bahan bahan
yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya,
terbentuk suatu Dataran di tepi sungai. Timbulnya material yang tidak halus
(kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi sungai lebih tinggi
dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul
alam.
2) Pengendapan Air Laut (Sedimen
Marine)
Batuan hasil pengendapan oleh air
laut disebut sedimen marine. Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya
gelombang. Bentang alamhasil pengendapan oleh air laut, Antara lain pesisir,
spit, tombolo, danpenghalang pantai.Pesisir merupakan wilayah pengendapan di
sepanjang pantai. Biasanya terdiri dari material pasir. Ukuran dan komposisi
material di pantai sangat berfariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca,
arah angin, dan arus laut. Arus pantai mengangkut material yang ada di
sepanjang pantai. Jika terjad perubahan arah, maka arus pantai akan tetap
mengangkut material material ke laut yang dalam. ketika material masuk ke laut
yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat
akumulasi material yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu
Disebut spit. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang.
Kadang kadang spit terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang pantai
(barrier beach). Apabila di sekitar spit terdapat pulam, biasanya spit
akhirnya tersambung dengan daratan, sehingga membentuk tombolo.
3) Pengendapan Angin (Sedimen Aeolis)
Sedimen hasil pengendapan oleh angin
disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa
gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun
gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan
tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengedapkan Pasir di suatu tempat
secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.
4) Pengendapan Oleh Gletser
Sedimen hasil pengendapan oleh gletser
disebut sedimen glasial. Bentang alam hasil Pengendapan oleh gletser adalah
bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba,
terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau
tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lemah. Akibatnya,
lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U.
2.3
Dampak Tenaga Eksogen
1. Dampak positif
Dampak
positif tenaga eksogen antara lain:
a. Memunculkan habitat.
b. Memperluas daratan di bumi.
c. Memperdekat barang tambang ke
permukaan bumi.
2.
Dampak negatif
Dampak negatif tenaga eksogen bagi kehidupan
sebagai berikut:
a.
Angin
kencang atau badai yang dapat merusak rumah dan bangunan.
b.
Hujan
sangat deras dapat berakibat timbulnya banjir.
c.
Hujan
sangat deras mengakibatkan tanah longsor.
d.
Panas
matahari yang berlebihan dapat menimbulkan kebakaran hutan.
e.
Erosi
tanah oleh air hujan yang terusmenerus menyebabkan kesuburan tanah semakin
berkurang.
f.
Abrasi
(pengikisan air laut) di daerah pantai akan menyebabkan bangunan menjadi rusak
karena dihantam oleh ombak yang terus-menerus.
Meskipun tenaga eksogen juga mempunyai dampak
negatif yang bisa merugikan manusia. Dampak negatif lain dari tenaga
eksogen yaitu kesuburan
tanah bisa berkurang (dampak dari erosi), hasil-hasil erosi yang diendapkan
(sedimentasi) di muara sungai mengakibatkan pendangkalan dasar sungai. Abrasi dapat menghilangkan garis pantai hilang.
2.4 Pergerakan Air Di Pemukaan
Tanah Dan Pergerakan Air
Bawah Permukaan
Keberadaan Air Bawah Tanah (ABT) sangat tergantung besarnya curah hujan dan
besarnya air yang dapat meresap kedalam tanah. Faktor lain yang mempengaruhi
adalah kondisi litologi (batuan) dan
geologi setempet. Kondisi tanah yang berpasir lepas atau batuan yang
permeabilitasnya tinggi akan mempermudah infiltrasi air hujn kedalam formasi
batuan. Dan sebaliknya batuan dengan dengan sementasi kuat dan kompak memiliki
kemampuan untuk meresapkan air kecil. Dalam hal ini hampir semua curah hujan
akan mengalir sebagai limpasan (runolf)
dan terus ke laut. Faktor lainnya dalah perubahan lahan-lahan terbuka menjadi
pemukiman dan industri, penebangan hutan tanpa kontrol. Hal tersebut akan
sangat mempengaruhi inflitrasi terutama bila terjadi pada daerah resapan (rechargearea).
Perbedaan
elevasi antar permukaan air tanah dikenal sebagai hydraulic head. Hal ini
disebabkan karena air mengalir mengikuti bentuk topografi. Bila kita mengikuti
perjalanan air, maka mulanya gravitasi menarik air dari zona aerasi menuju ke
permukaan air tanah kemudian pergerakan turun terjadi karena gravitasi dari
daerah dengan permukaan air tanah tinggi menuju daerah dengan permukaan air
tanah rendah (danau, sungai, rawa-rawa). Secara mendasar, pergerakan air tanah
mengarah kebawah karena terdorong untuk menuju daerah dengan tekanan yang lebih
rendah.
Gambar 4. Pergerakan air bawah permukaan
menuju daerah dengan bertekanan rendah (Hamblin & Christiansen, 1995).
Gambar 5. Kerucut depresi pada permukaan air tanah
terbentuk bila air mengalami penurunan yang lebih cepat dari pulihnya permukaaair tanah (Hamblin &
Christiansen, 1995)

PENUTUP
3.1Kesimpulan
Tenaga eksogen yaitu tenaga yang
berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan
bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang terbentuk
hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk
permukaan bumi. Perombakan muka bumi akibat tenaga eksogen dapat disebabkan
oleh proses pelapukan, pengikisan, pengendapan, dan pergerakan batuan atau
tanah. Proses perombakan atau perubahan muka bumi ini, pengerjaannya dilakukan
oleh air, udara, dan es. Tenaga eksogen menimbulkan dampak positif dan negative.
Pelapukan adalah penghancuran batuan
dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur
atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran
massa batuan melalui media penghancuran, berupa :
Sinar matahari → Air → Gletser → Reaksi kimiawi → Reaksi kimiawi →Kegiatan makhluk
hidup (organisme) . Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan
menjadi 3 jenis yaitu, pelapukan mekanik, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis
Keberadaan Air
Bawah Tanah (ABT) sangat tergantung besarnya curah hujan dan besarnya air yang
dapat meresap kedalam tanah. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi
litologi (batuan) dan geologi setempet.
3.2
Saran
Semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam pembuatan makalah selanjutnya
dan kami mohon kritik dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://lingkungangeografi.com
http://haristepanus.com
Waluya, Bagja. 2009. Geografi SMA/MA
1. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
cuman segini
BalasHapusLucky Club Casino Site - Login to get your welcome bonus
BalasHapusLucky Club Casino site - Login to get your welcome bonus luckyclub - Lucky Club Casino - Live Casino - Latest and greatest slots and tables online.